GEDUNG MERDEKA


GEDUNG MERDEKA
(Tempat Berlangsungnya Konferensi Asia Afrika)
TAHUN 1895


Gedung Concordia, 1895


Gedung Merdeka yang terletak di Jalan Asia Afrika Nomor 65 Bandung, dibangun pertama kali pada tahun 1895 sebagai tempat berkumpulnya orang-orang Eropa, terutama Belanda, yang tinggal di Bandung dan sekitarnya. Banyak di antara mereka adalah pengusaha kebun teh dan opsir Belanda.
Mereka mendirikan sebuah perkumpulan yang dikenal dengan nama Societeit Concordia pada tanggal 29 Juni 1879. Tujuannya adalah "...... de bevordering van gezellig verkeer". Sebagai tempat pertemuan, sebelumnya mereka biasa berkumpul, duduk-duduk sambil minum teh, di Warung De Vries. Selanjutnya (1895) mereka pindah ke gedung di seberang Warung De Vries, yang diberi nama Concordia, dengan luas tanah 7.983 meter persegi. Pada tahun tersebut tempat ini hanya berupa bangunan sederhana, yang sebagian dindingnya terbuat dari papan dan penerangan halamannya memakai lentera minyak tanah. Bangunan ini berada di sudut jalan "Groote Postweg " (sekarang Jalan Asia Afrika) dan "Bragaweg" (sekarang Jalan Braga). Sisi sebelah kanannya berdekatan dengan kali Tjikapoendoeng (Cikapundung) yang sejuk karena banyak ditumbuhi pohon rindang.


TAHUN 1921


Gedung Concordia pada tahun 1921 Gedung Societeit Concordia dibangun kembali pada tahun 1921 dengan gaya arsitektur modern (Art Deco) yang fungsional dan lebih menonjolkan struktur oleh perancang C.P. Wolff Schoemaker. Gedung ini berubah wajah menjadi gedung pertemuan "super club" yang paling mewah, lengkap, eksklusif, dan modern di Nusantara. Lantainya terbuat dari marmer buatan Italia. Ruangan-ruangan tempat minum dan bersantai terbuat dari kayu cikenhout. Penerangannya menggunakan lampu-lampu hias kristal. Ruangan-ruangan dalam gedung cukup memadai untuk menampung kegiatan-kegiatan pertunjukan kesenian. Luas seluruh tanahnya 7.500 m².


TAHUN 1940


Gedung Concordia pada tahun 1949

Societeit Concordia kembali mengalami perombakan pada tahun 1940 dengan gaya arsitektur International Style dengan bantuan arsitek A.F. Aalbers. Bangunan gaya arsitektur ini bercirikan dinding tembok plesteran dengan atap mendatar, tampak depan bangunan terdiri dari garis dan elemen horizontal, sedangkan bagian gedung bercorak kubistis. Pada masa pendudukan tentara Jepang (1942 – 1945), Gedung Societeit Concordia berganti nama menjadi Dai Toa Kaikan dan difungsikan sebagai pusat kebudayaan. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, gedung tersebut dijadikan markas para pemuda Indonesia di Bandung guna menghadapi tentara Jepang yang tidak bersedia menyerahkan kekuasaannya. Sekitar tahun 1949, sejak pemerintahan pendudukan, Gedung Societeit Concordia diperbaiki dan difungsikan kembali sebagai Societeit Concordia, tempat pertemuan orang-orang Eropa (termasuk juga beberapa orang Indonesia). Di gedung ini kembali seperti biasa diselenggarakan lagi pertunjukan kesenian, pesta, restoran, dan pertemuan umum lainnya.
 

Tahun 1955



Gedung Concordia yang berganti nama menjadi Gedung Merdeka pada tahun 1955
Sehubungan dengan keputusan pemerintah Indonesia (1954) yang menetapkan Bandung sebagai tempat Konferensi Asia Afrika, maka Gedung Societeit Concordia terpilih sebagai tempat berlangsungnya konferensi. Hal ini disebabkan gedung tersebut adalah gedung tempat pertemuan umum yang paling besar dan paling megah di Bandung. Selain itu lokasinya berada di tengah-tengah kota dan berdekatan dengan hotel terbaik, yaitu Hotel Savoy Homann dan Preanger. Sejak awal tahun 1955, Gedung Societeit Concordia mulai dipugar untuk disesuaikan kegunaannya sebagai tempat penyelenggaraan konferensi bertaraf internasional. Pemugaran gedung ditangani oleh Jawatan Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Barat yang dipimpin oleh Ir. R. Srigati Santoso. Menjelang konferensi (7 April 1955), gedung ini diganti namanya oleh Presiden Soekarno menjadi Gedung Merdeka.


MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA


Prasasti Peresmian Museum Konperensi Asia Afrika, 1980
Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955 mencapai kesuksesan besar, baik dalam mempersatukan sikap dan menyusun pedoman kerja sama di antara bangsa-bangsa Asia Afrika maupun dalam ikut serta membantu terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia. Konferensi ini melahirkan Dasa Sila Bandung yang kemudian menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah di dunia dalam perjuangan memperoleh kemerdekaannya dan yang kemudian menjadi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Kesuksesan konferensi ini tidak hanya tampak pada masa itu, tetapi juga terlihat pada masa sesudahnya, sehingga jiwa dan semangat Konferensi Asia Afrika menjadi salah satu faktor penting yang menentukan jalannya sejarah dunia. Semua itu merupakan prestasi besar yang dicapai oleh bangsa-bangsa Asia Afrika. Jiwa dan semangat Konferensi Bandung telah berhasil memperbesar volume kerja sama antar bangsa-bangsa Asia dan Afrika, sehingga peranan dan pengaruh mereka dalam hubungan percaturan internasional meningkat dan disegani. Dalam rangka membina dan melestarikan hal tersebut, adalah penting dan tepat jika Konferensi Asia Afrika beserta peristiwa, masalah, dan pengaruh yang mengitarinya diabadikan dalam sebuah museum di tempat konferensi itu berlangsung, yaitu di Gedung Merdeka di Kota Bandung, kota yang dipandang sebagai ibu kota dan sumber inspirasi bagi bangsa-bangsa Asia Afrika. Sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M., sering bertemu muka dan berdialog dengan para pemimpin negara dan bangsa Asia Afrika. Dalam kesempatan-kesempatan tersebut beliau sering mendapat pertanyaan dari mereka tentang Gedung Merdeka dan Kota Bandung tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika. Berulang kali pembicaraan tersebut diakhiri oleh pernyataan keinginan mereka untuk dapat mengunjungi Kota Bandung dan Gedung Merdeka. Terilhami oleh hal tersebut serta kehendak untuk mengabadikan Konferensi Asia Afrika, maka lahirlah gagasan beliau untuk mendirikan Museum Konperensi Asia Afrika di Gedung Merdeka ini. Gagasan tersebut dilontarkan dalam forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri antara lain Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata gagasan itu mendapat sambutan baik, termasuk dari Presiden RI Soeharto.
Gagasan pendirian Museum Konperensi Asia Afrika diwujudkan oleh Joop Ave sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, bekerja sama dengan Departemen Penerangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, dan Universitas Padjadjaran. Perencanaan dan pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh PT. Decenta, Bandung. Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 April 1980 Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden RI Soeharto pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.


RUANG LINGKUP

  • PAMERAN TETAP
    Museum Konperensi Asia Afrika memiliki ruang pameran tetap yang memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Selain itu dipamerkan juga foto-foto mengenai :
Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konferensi Asia Afrika;
- Dampak Konferensi Asia Afrika bagi dunia internasional;
- Gedung Merdeka dari masa ke masa;
- Profil negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika yang dimuat dalam multimedia.
Diorama Pembukaan Konferensi Asia Afrika 1955
Dalam rangka menyambut kunjungan Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi X Gerakan Nonblok tahun 1992 di mana Indonesia terpilih sebagai tempat konferensi tersebut dan menjadi Ketua Gerakan Nonblok, dibuatlah diorama yang menggambarkan situasi pembukaan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
Penataan kembali Ruang Pameran Tetap "Sejarah Konperensi Asia Afrika 1955"
Dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 dan Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika 1955 pada 22 – 24 April 2005, tata pameran Museum Konperensi Asia Afrika direnovasi atas prakarsa Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr. N. Hassan Wirajuda. Penataan kembali Museum tersebut dilaksanakan atas kerja sama Departemen Luar Negeri dengan Sekretariat Negara dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Perencanaan dan pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh Vico Design dan Wika Realty.
Rencana Pembuatan Ruang Pameran Tetap "Sejarah Perjuangan Asia Afrika" dan Ruang Identitas Nasional Negara-negara Asia Afrika (2008)
Departemen Luar Negeri RI mempunyai rencana untuk mengembangkan Museum Konperensi Asia Afrika sebagai simbol kerja sama dua kawasan dan menjadikannya sebagai pusat kajian, pusat arsip, dan pusat dokumentasi. Salah satu upayanya adalah dengan menambah beberapa ruang pameran tetap, yang memamerkan sejumlah foto dan benda tiga dimensi mengenai Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (New Asian African Strategic Partnership/NAASP) serta berbagai materi yang menggambarkan budaya dari masing-masing negara di kedua kawasan tersebut. Pengembangan museum ini direncanakan terwujud pada April 2008, bertepatan dengan Peringatan tiga tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika.
  • PERPUSTAKAAN
    Untuk menunjang kegiatan Museum Konperensi Asia Afrika, pada 1985 Abdullah Kamil (pada waktu itu Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London) memprakarsai dibuatnya sebuah perpustakaan.
    Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, sosial, politik, dan budaya Negara-negara Asia Afrika, dan negara-negara lainnya; dokumen-dokumen mengenai Konferensi Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya; serta majalah dan surat kabar yang bersumber dari sumbangan/hibah dan pembelian.
    Bersamaan dengan akan diperluasnya ruang pameran tetap Museum Konperensi Asia Afrika pada April 2008, perpustakaan pun akan dikembangkan sebagai pusat perpustakaan Asia Afrika yang proses pengerjaannya dimulai pada 2007. Perpustakaan ini diharapkan akan menjadi sumber informasi utama mengenai dua kawasan tersebut, yang menyediakan berbagai fasilitas seperti zona wifi, bookshop café, digital library, dan audio visual library.

Dokumen Konferensi Asia Afrika 1955

PERTEMUAN TUGU (9 – 22 Maret 1954)

  1. Laporan Konperensi para Duta Besar seAsia, Afrika, dan Pasifik tgl 9 Maret 1954 di Jakarta
  2. Pidato Menteri Luar Negeri Mr.Sunario pada Pembukaan Konperensi para Kepala Perwakilan RI di Asia Afrika dan Pasifik

KONFERENSI KOLOMBO (28 April – 2 Mei 1954)

  1. An Asian Prime Ministry Story : Sir John Kotelawala C.H., K.B.E.
  2. The Colombo Power
  3. Goodwill Mission to United States of America and Other Countries: Statement Made as Prime Minister of Ceylon, on 5th November 1954
  4. South-East Asian Prime Ministers Conference (Colombo, April 1954)

KONFERENSI BOGOR (28 – 29 Desember 1954)

  1. Conference of the Prime Ministers of the Five Colombo Countries
  2. Joint Communique of the Bogor Conference
  3. Lima Perdana Menteri Berkonperensi di Gedung yang Punya Sejarah
  4. Konperensi 5 Perdana Menteri di Bogor
  5. Konperensi Bogor
  6. Konperensi Bogor: Konperensi para Perdana Menteri dari Lima Negara Colombo di Bogor
  7. Konperensi Bogor: Siapa-siapa Pesertanya
  8. Sikap Bogor terhadap Moskou dan Washington (guntingan surat kabar)
  9. The Bogor Conference

KONFERENSI ASIA AFRIKA (18 – 24 April 1955)

  1. AA writers
  2. A Short History of the Asia Africa Conference (Edisi Arab, Inggris, Perancis, Spanyol)
  3. Asia Afrika : Antara Dua Pertentangan
  4. Asia Africa Speaks from Bandung
  5. Asian-African Conference 1955
  6. Asian-African Conference : Final Communique
  7. Asian-African Conference (Live & Let Live in Unity in Diversity)
  8. Asian-African Conference Background Paper Prepared by the Joint Secretariat on "Disarmament"
  9. Asian African Conference, Background paper prepared by the joint Secretariat on "Peaceful Uses of Atomic Energy"
  10. Asian African Conference, Background paper prepared by the joint Secretariat on "Progress in Indo-China"
  11. Asian African Conference, Background paper prepared by the joint Secretariat on "Racial Discrimination and Racial Problem"
  12. Asian-African Conference Bulletin
  13. Asian-African Identity in World Affairs : its impact and prospect for the future
  14. Bandoeng Tournant de l'Histoire
  15. Bandung 1955 : Non Alignment and Afro-Asian Solidarity
  16. Bandung Konperencja Krajow Azji I Afryki
  17. Berita Konperensi Asia Afrika
  18. Breve Historia Conferencia Asiatico Africana
  19. Bulletin
  20. China and the Asian African Conference (documents)
  21. Collected Documents of The Asian-African Conference, April 18 – 24, 1955
  22. Comptes Rendus
  23. Croniq de Politique Étrangère 1955 volume VIII
  24. Dasa Sila Bandung Kendala dan Relevansinya
  25. Documents of Asian-African Conference
  26. Foreign News
  27. Guntingan berita dari surat kabar di Norwegia mengenai Konperensi Asia Afrika
  28. Hasil-hasil Konperensi Kolombo, Konperensi Bogor, Konperensi Asia Afrika Bandung
  29. Himpunan Dokumen Konperensi Asia Afrika 18 – 24 April 1955
  30. Histoire de L'afro-Asiatisme
  31. Kashmir Princess
  32. Kebudayaan Asia Afrika
  33. Kenang-kenangan yang Berharga tentang Konperensi Asia Afrika
  34. Keterangan Pemerintah tentang Konperensi Asia Afrika di Bandung
  35. Keep The Bandung Spirit Bright
  36. Kliping Koran (Konferensi Asia Afrika)
  37. Konferensi Asia Afrika 1955 (dalam bahasa dan aksara Mandarin)
  38. Konperensi Asia Afrika di Bandung 1955
  39. La Conférence Afro-Asiatique de Bandung Chronologie
  40. La Flame Revolutionnaire de Bandung
  41. Lahirlah Asia Baru dan Afrika Baru
  42. Lampiran-lampiran pada Keterangan Pemerintah tentang Konperensi Asia Afrika di Bandung
  43. Miener Beitung (guntingan surat kabar)
  44. Negara-negara Peserta Konferensi Asia Afrika
  45. Pakistan Times (guntingan surat kabar)
  46. Pewarta Kemlu
  47. Pictorial Record of The Asian-African Conference
  48. Pidato oleh Yang Mulia Mr. Ali Sastroamidjojo Perdana Menteri Indonesia Ketua Umum Konperensi Asia Afrika 18 April 1955
  49. Prolog & Epilognya KAA Bandung
  50. Que sais-je? Bandoung et le Reveil des Peoples Colonises : Odette Guitard
  51. Risalah Konperensi Asia Afrika
  52. Sejarah, Cita-cita, dan Pengaruhnya : Konperensi Asia Afrika - Bandung
  53. Selected Documents of the Bandung Conference Texts of Selected Speeches and Final Communiqué of the Asian African Conference Bandung
  54. Suara pers Itali tentang Konperensi asia Afrika
  55. The Asian-African Conference Bandung Indonesia
  56. The Asian-African Conference : Views and News
  57. The Bandung Connection : The Asia-Africa Conference in Bandung in 1955
  58. The Bandung Connection : Konperensi Asia Afrika di Bandung Tahun 1955
  59. The Bandung Spirit and the Asian-African Conference
  60. The Bandung Spirit : Moving on The Tide of History
  61. The Color Curtain
  62. The Cultural Significan of the Bandung Conference
  63. The Revolutionary Flame of Bandung
  64. Who's Who Asian-African Conference
  65. Wiemer Zeitus (guntingan surat kabar)

PERINGATAN HARI JADI KONFERENSI ASIA AFRIKA

  1. Ten Years After Bandung
  2. Twenty Years of Bandung and Problems of Peace and Security in Asia
  3. Congratulatory Messages at 25th Anniversary of A.A.C. 1980
  4. Pidato Presiden pada Peringatan Seperempat Abad Konperensi Asia Afrika pada Tanggal 24 April 1980 di Gedung Merdeka Bandung
  5. Pidato Prof.DR. Mochtar Kusumaatmadja Menteri Luar Negeri pada Seminar Falkutas Hukum Universitaas Padjajaran dalam rangka Peringatan Nasional HUT Konperensi Asia Afrika ke XXV
  6. Seperempat Abad Konperensi Asia Afrika 24 April 1955 – 24 April 1980
  7. Twenty-Five Years Asian African Conference
  8. Conference on Bandung (1955-1985)
  9. Pesan Pembaharuan dari Bandung: 30 tahun Konferensi Asia Afrika
  10. The Bandung Message for a New Order : A-A Conference 30 Years
  11. The Commemoration of the 30 th Anniversary of the Aslian African Conference
  12. Tri Windu Konperensi Asia Afrika (1955-1979)

KONFERENSI-KONFERENSI TERDAHULU

  1. Asian-African People's Solidarity Council(10 – 13 April 1961)
    1. Setia Kawan Rakyat-rakyat Asia-Afrika : Dokumen-dokumen dari Sidang Dewan Setiakawan Rakjat-Rakjat Asia Afrika di Bandung 10 – 13 April 1961
  2. Asian-African Journalist Conference(24 April 1963)
    1. Asian-African Press: Mirror of Struggling A-A
    2. Let Us Transform the World : Opening Address by H.E. President Sukarno at the Asian-African Journalists' Conference on April 24, 1963
  3. Afro-Asian Islamic Conference
    1. Inaugural Address of the President of the Republic of Indonesia at Opening Ceremony of the African Asian Islamic Conference in Bandung (1965)
    2. Teks Pidato Ketua Organizing Comite JM. K.H.DR. Idham Chalid pada Opening Ceremony KIAA
    3. Declegration the First Congress of the Afro-Asian Islamic Organization
    4. Organisasi Konperensi Islam dan Masalahnya
    5. Pernyataan Komite Nasional OIAA
  4. Preparation for the Second African-Asian Conference
    1. Documents for the Second African Asian Conference
    2. Konperensi Asia Afrika Kedua Harus Tetap Konperensi Anti Imperialisme
    3. Meeting of Minister Second African Asian Conference
    4. Meeting of Minister in Preparation for the Second African Asian Conference
  5. The Asian-Afican Legal Consultative Committee Conferfence
    1. Statement by H.E..Dr.Mochtar Kusumaatmdja Minister for Foreign Affairs of the Republic of Indonesia to the Twenty-First Session of the AALCC Conferfence

KTT ASIA AFRIKA 2005

  1. Asia Africa, Bandung: Towards the First Century
  2. Basic Information on Asian-African Sub Regional Organizations
  3. Kumpulan Kliping: Surat Kabar Internasional tentang Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 dan Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika 1955
  4. Kumpulan Kliping: Surat Kabar Nasional tentang Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 dan Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika 1955
  5. Pantauan Berita On-Line: Media Internasional Mengenai Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 dan Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika 1955
  6. Percikan Pemikiran: Membangun Jembatan Emas Persahabatan, Solidaritas, dan Kemitraan di antara Negara-negara Asia Afrika
Sumber : http://www.asianafrican-museum.org/